FGD PKAD SURABAYA : MEGA-KORUPSI INDONESIA PROBLEM SISTEMIK, ISLAM SOLUSINYA
Pusat Kajian dan Analisis Data (PKAD) pada Ahad (16/02) menyelenggarakan _Focus Group Discussion_ (FGD) Peduli Negeri Mencari Solusi di Surabaya. Forum yang mengangkat tema Menguak Skandal Mega Korupsi di Sengkarut Kemorosotan Ekonomi tersebut dihadiri banyak narasumber dan tokoh dari berbagai latar (tidak kurang dari 40 orang), baik lokal maupun nasional yang kompeten di bidangnya. Selain tokoh-tokoh senior, turut hadir pula para tokoh kalangan milenial dari kampus-kampus kota Surabaya.
Dalam kesempatan pemaparannya, Edy Mulyadi selaku Sekjen GNPF Ulama menjelaskan bahwasanya mega korupsi Jiwasraya, Asabri, dan sebagainya, sejatinya merupakan bagian dari makar Allah Swt yang sedang berlangsung. Walaupun ditutupi, tapi Allah membukanya satu per satu. Kasus korupsi Jiwasraya dan Asabri sebenarnya menjadi puncak gunung es, di mana kasus-kasus korupsi lain juga antri untuk terungkap.
Dilanjutkan oleh penjelasan Agus Muhammad Maksum selaku mantan Direktur IT BPN, bahwa yang terjadi bukan hanya korupsi, tapi juga sistem yang membuat mudah kekuatan ekonomi asing masuk menguasai sendi-sendi perekonomian dalam negeri. Sebagai contohnya, beliau mengangkat fakta pola hegemoni ekonomi digital oleh _unicorn_. Agus menyimpulkan, bahwa mega korupsi bukan hanya oleh perilaku korupsi personal, tapi juga oleh sistem yang diciptakan untuk korupsi dan untuk mengeruk kekayaan negara oleh asing.
Ahmad Khozinudin selaku ketua LBH Pelita Umat turut angkat suara sekaligus memberi solusi. Dijelaskannya, problem sistemik korupsi tidak bisa selesai karena ada kendala paradigma sistemik, sehingga butuh solusi _out of the box_. Beliau lalu menawarkan solusi sistem Islam yang mudah memberantas korupsi. Dalam Islam, pengakuan pelaku kriminal sudah cukup untuk menegakkan hukum. Tidak seperti hukum sekarang yang ribet menghadirkan dua alat bukti sah, sehingga membuat kasus korupsi tidak kunjung selesai. Selain itu, dalam sistem Islam juga ada dorongan akidah dalam pengamalannya. Dampaknya, orang menjadi tidak korupsi tidak hanya lantaran adanya pengawasan dari KPK saja. Khozinudin kembali menegaskan, untuk itu harus ada perubahan paradigma sistemik untuk memberantas korupsi.
Komentar-komentar pun sambung menyambung dari para tokoh lainnya. Dengan kesepahaman bersama, bahwa Islamlah sebagai solusi atas kasus korupsi. Akhirnya, FGD diakhiri doa bersama yang dipimpin oleh Kyai Heru Elyasa dari FKU Aswaja. [NFL]
0 Komentar