PKAD--Dalam agenda insight 100 PKAD bertajuk Permenkes No. 52 tahun 2016, Nakes Sejahtera atau Sengsara? Jum'at (12/11/21) di YouTube Pusat Kajian dan Analisa Data, dr. Syaharudin, Sp. B Ketua Umum Helps menilai bahwa pelayanan BPJS ini terkait dengan paradigma tentang hubungan antara rakyat dan negara.
"Kalau kita berbicara bagaimana meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, cara memulainya, strategisnya dan cara membiayainya maka itu bicara tentang paradigma hubungan antara rakyat dan negara," ungkap dr. Syaharudin.
Kemudian dr. Syaharudin menyampaikan, kalau dalam Islam hubungan antara rakyat dan negara adalah hubungan pelayanan laksana pengembala dengan hewan gembalaannya.
"Ini merupakan hubungan ideal menurut saya kenapa? karena seburuk-buruknya pengembala pasti dia akan mencarikan makanan terbaik untuk gembalaannya," tegasnya.
Lebih lanjut dr. Syaharudin menjelaskan bahwa dalam Islam kebutuhan-kebutuhan dasar sosial itu harus disiapkan oleh negara yaitu berupa pendidikan, keamanan dan kesehatan. Hal ini berbanding terbalik dengan apa yang terjadi saat ini.
"Hubungan rakyat dan negara bukan lagi hubungan pelayanan tapi negara direduksi sedemikian rupa hingga hanya sebagai regulator dan masyarakat dibiarkan mengurus urusannya sendiri. Oleh karena itu, dari sisi inilah BPJS berjalan,"ujarnya.
Selanjutnya menurut dr. Syaharudin, jika ada yang mengatakan kalau BPJS itu sebagai penjewantahan dari pancasila, maka dari sisi mana pancasilanya?
"BPJS ini murni kapitalisme liberal bahkan lebih liberal dari mbah-nya kapitalisme itu sendiri," tutupnya.
0 Komentar