Pusat Kajian dan Analisis Data kembali hadir Rabu (1/11/2021) dengan mengangkat tema yang krusial yakni "Khilafah Bikin : Gaduh Fakta atau Halu?" Tema ini sangat hangat diperbincangkan ditengah isu banyak penista agama. Ternyata saat ini ada menag yang benci ajaran agamanya sendiri. Hal ini dikupas dengan apik oleh Ahmad Khozinudin, S.H yang merupakan salah satu nara sumber Insight PKAD yan ke 95.
Khozinudin menyampaikan bahwa Menag mencoba mereaktualisasikan fiqih Islam agar ramah dengan peradaban Barat. Beliau menyampaikan Reaktualisasi Fiqih Islam ada 14 point. Pada point 9 dijelaskan bahwa setiap usaha untuk mendirikan Khilafah hanya akan menjadi bencana untuk umat Islam. Pada point 10 berisi tentang terjadinya pembantaian sepanjang sejarah Islam. Point 11 perang melawan non muslim sampai mereka masuk Islam akan menimbulkan konflik tiada akhir.
Ketiga point di atas menggambarkan adanya kebencian kepada Islam. Khozinudin menceritakan tindakan Yaqut ini menuai banyak cibiran, termasuk salah satu wartawan senior Edy Mulyadi yang mengatakan bahwa beliau belum pernah ketemu dengan orang Kristen yang sebegitu bencinya terhadap Islam dan orang hindu yang sebegitu bencinya terhadap Islam. Ini ada makhluk Islam justru begitu membenci agamanya sendiri, posisinya Menag padahal itu ajaran Islam.
Khozinudin menegaskan perilaku Yaqut bisa terdapat dua delik hukum. Pertama ucapan beliau bahwa "Hadiah NU bukan untuk umat Islam secara keseluruhan" masuk kedalam pasal 28 ayat 2 tentang kebencian SARA dengan hukuman 6 tahun penjara. Kedua ungakapan beliau tentang "Khilafah menjadi bencana umat Islam", masuk kedalam pelecehan agama Islam terjerat pasal 156 KUHP ancaman pidana 5 tahun.
Khozinudin menegaskan bahwa seharusnya Yaqut ditangkap oleh pihak kepolisian dan mundur dari keMenag atau dicopot oleh Presiden. Jika kedua hal itu tidak dilakukan maka sebenarnya desain pelecehan umat Islam, desain pecah belah ada pada Rezim Jokowi. Berarti benar Rezim Jokowi Anti Islam.
0 Komentar