Home

Temukan Informasi Terkini dan Terpercaya di PojokKota.com: Menyajikan Berita dari Sudut Pandang yang Berbeda, Menyajikan Berita Terkini Tanpa Basa-basi! www.pojokkota.com

Antar Anak Dicabuli Kepala Sekolah, Dimana Naluri Seorang Ibu?

Sekulerisme Kapitalisme Mengakibatkan Matinya Naluri Ibu


Oleh: Asri Prasasti, SE.I

Miris, akhir-akhir ini beredar berita tentang seorang anak yang dicabuli dan disetubuhi oleh oknum kepala sekolah. Mirisnya lagi hal tersebut, diketahui dan disetujui oleh ibu kandungnya yang juga PNS. Kejadian tersebut terjadi di daerah Kalianget Sumenep. (www.Kumparan.com 01/09/2024). 


Seolah aneh memang tetapi hal tersebut nyata adanya. Sang ibu yang berprofesi sebagai PNS merelakan anaknya disetubuhi oleh oknum kepala sekolah beberapa kali sampai terkuak di bulan Agustus. Diduga sang ibu tega menjual anaknya demi mendapatkan sebuah vespa dan sejumlah uang. (www.suarasurabaya.net 02/09/2024) 


 Ibu yang seharusnya menjadi pendidik dan pelindung anak, justru malah merusak masa depan anak demi kesenangan dunia. Kekejian tersebut menunjukkan bahwa matinya naluri seorang ibu. Di sisi lain menjadi bukti potret buram rusaknya pribadi ibu dan rusaknya masyarakat.


Namun ketika di kulik lebih mendalam, fenomena tersebut bersifat sistemis dan menunjukkan kegagalan sistem yang diterapkan. Khususnya dalam sistem pendidikan dan sanksi. 


Dalam sistem kapitalisme sekuler mengajarkan bahwa kehidupan yang ideal adalah kehidupan yang serba mewah dan hedon. Sehingga menjauhkan agama dari tata kehidupan. Secara otomatis aturan agama dilepaskan ketika menjalankan kehidupan.


Berbeda halnya di dalam Islam. Islam mengajarkan bahwa Ibu adalah pendidik pertama dan utama. Kemuliaan seorang ibu berada pada perannya sebagai al umm warobatul bait (ibu dan pengatur rumah tangga). Di tengah masyarakat, seorang ibu juga dapat mengedukasi masyarakat supaya menjadi cerdas dan bermartabat. 


Namun di dalam sistem pendidikan Islam seorang tidak hanya berbekal kecerdasan akademis semata. Namun harus memiliki syakhsiyah (kepribadian Islam) yang tinggi. Yang meliputi kecerdasan pola pikir dan pola sikap. Di sinilah peran negara yang harus hadir untuk mensupport

dan memfasilitasi setiap individu untuk menjaga ketaatan di sisi Allah dan menjadikan setiap diri menjadi pribadi yang unggul. 


Selain itu di dalam sistem Islam, perlu adanya sistem sanksi yang tegas dan memberikan efek jera. Sehingga pilar-pilar yang harus ditegakkan yakni mengarahkan pada kesadaran individu, kontrol masyarakat dan peran negara secara optimal. 


Islam mewajibkan agar negara menjaga fitrah seorang ibu, anak dan manusia pada umumnya. Sehingga bagi negara yang menerapkan Islam secara sempurna akan memudahkan warganya menjalankan masing-masing perannya. Hal tersebut dilakukan oleh negara dengan cara memperhatikan pendidikan yang membentuk pola pikir dan pola sikap yang terintegritas sesuai dengan aturan dari sang pencipta. Negara juga akan memaksimalkan perannya demi teraihnya suasana ketaatan di masyarakat dan agar mendapat keberkahan dari Allah SWT.

Posting Komentar

0 Komentar